Powered By Blogger

Wajan Bolic

Sekedar tambah ilmu aja tentang antena Wirreles Wajan Bolic. Sudah coba buat tapi belum bisa digunakan secara maksimal, tapi bagi yang penasaran dan ingin coba - coba Membuat antena wajan bolic berikut ini Bahan yang dibutuhkan untuk membuat antena wajan bolic :
1 wajan berukuran minimal 45 cm
2 USB wirelles 11MB + kabel
3 kaleng berdiameter 10 cm dengan tinggi 15 cm
4 sok drat luar 2 buah dan sok drat dalam 1 buah
5 paralon 0.5" inch
6 mur dan baut

alat yang dibutuhkan dalam pembuatan antena wajan bolic adalah:
1 bor
2 gergaji besi

langkah langkah
1. lubangi wajan tepat di tengan sesuai ukuran baut
2. potong paralon setinggi kaleng ditambah jarak antara dasar wajan ke kaleng kira2 5 cm (jadi total tingginya kira2 20 cm) kemudian belah sebagian paralon sebagai penjepit USB wirelles
3. Potong sok drat luar
4. Lubangi bagian dasar kaleng pas di tengah sesuai ukuran baut dan sekaligus lubangi bagian samping kaleng sesuai ukuran usb
5. Pasang usb pada paralon yang telah di belah
6. masukan usb yang telah di jepit paralon ke dalam kaleng
7. pasang baut pada bagian dasar kaleng yang telah di lubangi tengahnya
8. pasangkan penyangga kaleng (paralon) perkuat dengan baut

Selamat Mencoba...!!!


Untuk berita lain tentang/lebih jelasnya Cari disini 

Membuat Fiberglass

Bagi yang pingin coba-coba membuat berbagai macam barang dengan bahan Fiberglass,ini ada petuntuknyan hasil browsing di internet yang sudah saya ringkas,semoga berguna


FIBERGLASS

BAHAN PEMBUAT FIBERGLASS

Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macambahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton,PVA, mirror,cobalt, dan dempul.

a. Erosil

Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayiberwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadikuat dan tidak mudah patah/pecah.

b. Resin

Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dan lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.

c. Katalis

Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.

d. Pigment

Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

e. Mat

Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.

f. Talk

Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.

g. Aseton

Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.

h. Cobalt

Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.

i. PVA

Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.

j. Mirror

Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia, perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai yang dijual bebas di mall/ toserba.

k. Dempul

Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.

PERALATAN FIBERGLASS

Di samping bahan-bahan yang disebutkan di atas, dalam pembuatan fiberglass diperlukan peralatan antara lain :

a. Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.

b. Pengaduk untuk resin dan pengambil pigment.

c. Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.

d. Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau menyengat, serbuk/serat halus dan lain-lain.

e. Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.

f. Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain mungkin dibutuhkan dalam beberapa jenis pekerjaan.

PEMBUATAN FIBERGLASS

Proses pembuatan fiberglass dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahapan, yaitu : (a) membuat master cetakan; (b) membuat fiberglass hasil; dan (c) finishing atau penyempurnaan. Sebagai gambaran misalnya akan dibuat sebuah tutup bumper belakang mobil.

a. Pembuatan master cetakan

Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat master cetakan, yakni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass. Masing- masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah dikerjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah. Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai sekali saja. Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya lebih mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu, dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang menggunakan bahan dari fiberglass juga. Dengan demikian yang akan dibahas di sini adalah membuat master cetakan dari bahan fiberglass. Proses pembuatannya sebagai berikut :

1) Membuat mal cetakan Membuat mal cetakan dapat dilakukan dengan cara membuat tutup bumper dengan kertas karton yang ukuran dan bentuknya sama persis dengan ukuran dan bentuk aslinya. Apabila tersedia bentuk asli tutup bumper (tentunya yang sudah tidak terpakai), maka bentuk asli tutup bumper ini dapat dimanfaatkan sebagai mal.

2) Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror.Apabila bahan ini tidak tersedia maka dapat menggunakan cairan pembersih lantai.

3) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli atau kaleng bekas cat, yang penting keadaannya bersih.

4) Membuat adonan fiberglass dengan cara mencampur jadi satu talk, resin, dan katalis. Aduk dengan cepat bahan-bahan ini hingga merata, kalau kelamaan dapat mengeras duluan.

5) Selanjutnya adonan fiberglass diulaskan dengan cepat pada mal sebelah luar dan ditunggu sampai kering. Agar cepat kering dapat dijemur di terik matahari.

6) Memasang/menempatkan mat pada permukaan lapisan adonan fiberglass. Ukuran mat menyesuaikan bentuk mal.

7) Menyiapkan adonan fiberglass lagi, dan diulaskan kembali di atas lapisan mat dengan cepat serta ditunggu sampai kering.

8) Apabila lapisan fiberglass sudah kering, master cetakan dapat dilepas dari mal-nya dan siap digunakan sebagai cetakan fiberglass.Agar dapat dihasilkan kualitas fiberglass yang kuat, campuran bahan untuk master cetakan harus lebih tebal daripada fiberglass hasil, yaitu sekitar 2 – 3 mm atau dilakukan 3 – 4 kali pelapisan.

b. b. Pembuatan fiberglass hasil

Apabila master cetakan sudah dibuat, maka proses pembuatan fiberglass hasil dapat dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyiapkan master cetakan.

2) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli/ kaleng bekas cat/mangkuk, yang penting keadaannya bersih.

3) Resin sejumlah 1,5 – 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.

4) Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan katalis. Penggunaan katalis harus sesuai dengan perbandingan 1 : 1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka katalis-nya 50 cc.

5) Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 – 500 gram pada campuran tersebut dan pigmen atau zat pewarna.

6) Apabila semua campuran ter-sebut diaduk masih terlalu kental, maka perlu ditambah-kan katalis dan apabila campurannya terlalu encer dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak sedikitnya katalis akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada cuaca yang dingin akan dibutuhkan katalis yang lebih banyak.

7) Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya yaitu memoles permukaan master cetakan pada bagian dalam dengan mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar sampai lapisannya benar-benar merata.

8) Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit sampai pelicin tersebut menjadi kering. Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.

9) Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap dengan menggunakan kain bersih hingga mengkilap.

10) Permukaan cetakan diolesi PVA untuk menjaga agar permukaan cetakan tidak lengket dengan fiberglass hasil. Apabila mirror dan PVA tidak tersedia, dapat digunakan cairan pembersih lantai sebagai gantinya.

11) Mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/ campuran dasar sampai merata, dan ditunggu sampai setengah kering. Seperti langkah sebelumnya, yakni untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.

12) Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi selembar mat sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja ukuran mat harus menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk cetakan.

13) Selanjutnya di atas mat tersebut dilapisi lagi dengan adonan dasar. Untuk menghindari adanya gelembung, pengolesan adonan dasar dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung akan mengakibatkan fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar disesuaikan dengan keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin kuat daya tahannya.

14) Selain itu sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau tripleks, terutama untuk bagian yang lebar. Tujuannya adalah agar hasilnya tidak mengalami kebengkokan.

15) Pelepasan fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut sudah kering dan mengeras, sebab apabila dilepas sebelum kering dapat terjadi penyusutan.

c. Langkah finishing

Pada langkah finishing, langkah pertama yang dilakukan yaitumerapikan fiberglass setelah dilepaskan dari master cetakannya denganmenggunakan gergaji, gunting, atau gerinda. Apabila fiberglass hasil telah rapi dapat dilakukan proses pengamplasan permukaan, pendempulan,dan pengecatan fiberglass, sesuai dengan warna yang diinginkan

Waspada Hipertensi

HIPERTENSI

A. Pengertian :

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis ( dalam jangka waktu lama ). Penderita yang mempunyai tekanan darah melebihi 140 / 90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial.


B. Klasifikasi Tekanan Darah :

Kategori

TD Sistolik

TD Diastolik

Normal

<>

(dan) <>

Pre-hipertensi

120 – 139 mmHg

(atau) 80-89 mmHg

Stadium 1

140-159 mmHg

(atau) 90-99 mmHg

Stadium 2

≥ 160 mmHg

(atau) ≥ 100 mmHg

Seiring dengan bertambahnya usia hampir semua orang mengalami kenaikan tekanan darah, TD sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan diastolik sampai usia 55- 60 tahun, kemudian berkurang secara berlahan atau bahkan menurun drastis.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien DM atau penyakit ginjal yg tekanan darahnya 130/90 mmHg dianggap sebagai resiko dan harus mendapat perawatan.


C. Gejala :

  1. Sakit Kepala
  2. Pendarahan dari hidung
  3. Pusing
  4. Wajah kemerahan dan kelelahan
  5. Mual
  6. Muntah
  7. Sesak nafas
  8. Gelisah
  9. Pandangan kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

D. Sebab hipertensi :

  1. Hipertensi Primer atau Esensial adalah hipertensi yg tidak atau belum diketahui penyebabnya. Kemungkinan penyebabnya karena adanya perubahan pada jantung dan pembuluh darah.
  2. Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain, misal :

Ø Penyakit ginjal

· Stenosis arteri renalis

· Pielonefritis

· Glumerulonefritis

· Tumor – tumor ginjal

· Poli kista

· Trauma pada ginjal

· Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Ø Kelainan hormonal

· Hiper aldosteronisme

· Sindroma Cushing

· Feokromositoma (tumor pada kelenjar adrenal).

Ø Obat – obatan

· Pil KB

· Kortikosteroid

· Siklosporin

· Eritropoietin

· Kokain

· Alkohol

· Kayu manis (dalam jumlah besar)

Ø Penyebab lainnya

· Koartasio Aorta

· Pre eklamsi pd kehamilan

· Porfiria intermiten akut

· Keracunan timbal akut

E. Obat tradisional yg dpt digunakan :

1. Murbei

2. Daun Cincau hijau

3. Seledri

4. Kumis kucing

5. Bawang putih

Sumber : id.wikipedia.org

Binter Merzy/KZ200

BINTER MERZY/KZ200
Binter merzy atau KZ200 merupakan produk dari pabrikan motor Jepang yaitu Kawasaki mulai ada di Indonesia sejak awal tahun 80an hingga terakhir di produksi pada tahun 1984, dan merupakan motor pertama di Indonesia dengan kapasitas mesin terbesar yaitu 200 cc sampai dengan munculnya Thunder 250 cc. Selama masa produksi terdapat 1 kali perubahan model ditahun akhir dari model pendahulunya menjadi lebih sporty atau yang biasa disebut merzy new tank, Sebenanya Binter merzy hanyalah nama dari pemegang lisensi lokal di Indonesia pada waktu itu yaitu Bintang Terang yang kemudian disingkat jadi BINTER, kalau nama aslinya sich ya KZ200.

Walaupun udah jadi motor yang termasuk udzur dan untuk merawat motor ini untuk tetap dalam kondisi fit dan prima membutuhkan biaya yang tidak sedikit, masih ditambah dengan kesulitan untuk mencari onderdil untuk motor ini, tapi di Indonesia masih banyak penggemar Binter Merzy yang tetap setia dengan motor ini, dan banyak pula klub Motor dengan basis motor Binter merzy ini baik dengan tampilan yang masih standart atupun yang sudah dimodifikasi menjadi tampilan ala chooper.




 
Dan ini Binter Merzy Ku yang selama ini menemani dalam perjalanan, Salam buat semua Merzy Rider di Indonesia.....!!!